Home »
» Herbal, Sumber Nutrisi dan Penyeimbang Tubuh
Herbal, Sumber Nutrisi dan Penyeimbang Tubuh
Written By REDAKTUR on Kamis, 28 Mei 2009 | 02.21
Pemulihan dengan herbal merupakan tradisi pengobatan tertua di dunia dan masih digunakan di banyak negara, termasuk China dan India. Obat herbal bekerja dengan cara membantu tubuh menyembuhkan dirinya sendiri.
Herbal merupakan sumber nutrisi dan alternatif obat untuk menutrisi elemen-elemen dasar tubuh. Obat-obat herbal telah lama digunakan secara aman dan efektif untuk berbagai keperluan, mulai dari menjaga kesehatan, menyembuhkan, menurunkan/menambah/mempertahankan berat badan hingga membantu manusia bertahan hidup. Herbal membantu menawarkan nutrisi yang tidak terpenuhi, baik akibat diet yang buruk atau kandungan yang kurang karena pengaruh kandungan tanah dan udara. Herbal merupakan penyeimbang tubuh yang bisa membantu mengatur fungsi tubuh.
Seorang praktisi herbal biasanya tidak hanya meresepkan herbal tetapi juga menganjurkan Anda mengubah diet dan gaya hidup serta mengurangi stres. Hal ini bertujuan untuk mencegah sekaligus mengobati penyakit.
Bertolak belakang
Herbal yang tepat bisa mengembalikan kesehatan dengan cara memperbaiki ketidakseimbangan di dalam tubuh. Dalam pendekatan yang bersifat menyeluruh seperti ini, herbal tidak hanya bertujuan meredakan gejala yang Anda rasakan tetapi juga meningkatkan kesehatan dan vitalitas secara umum dengan mendorong tubuh bekerja seefisien mungkin.
Pendekatan penyembuhan dengan herbal dalam berbagai aspek berbeda dengan penggunaan obat konvensional. Obat herbal ditujukan untuk bekerja di dalam tubuh, secara perlahan memperbaiki keseimbangan tubuh namun tidak langsung menghentikan gejala.
Sebagai contoh, dalam kasus demam, pengobatan konvensional biasanya menganjurkan penggunaan obat-obatan seperti aspirin atau paracetamol untuk menurunkan suhu. Akan tetapi, pakar herbal memandang bahwa demam kadang-kadang bisa membantu dan tidak berbahaya. Demam dianggap sebagai salah satu mekanisme pertahanan alami tubuh. Banyak bakteri dan virus berbahaya dinyatakan bisa dilemahkan bahkan dibunuh saat suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu normal. Obat herbal mendorong keringat pembersih sehingga demam tidak ditekan. Pada saat yang sama, demam juga ditangani agar tidak terlalu tinggi.
Contoh lain, dalam kasus keracunan makanan, muntah dan diare dianggap oleh para pakar herbal sebagai mekanisme perlindungan yang efektif. Tubuh bisa dengan cepat mengeluarkan organisme-organisme yang berbahaya dari saluran pencernaan melalui muntah dan diare.
Berbeda dengan obat konvensional, yang akan menganjurkan obat-obatan untuk menghentikan diare, obat herbal bertujuan untuk mengontrol gejala dengan merekomendasikan obat-obatan yang menghambat penyerapan dari saluran pencernaan. Hal ini bertujuan mencegah agen berbahaya masuk dan bersirkulasi sepanjang aliran darah. Sama seperti sistem pengobatan konvensional, pasien akan didorong untuk memperbanyak minum air agar terhindar dari dehidrasi. Akan tetapi, diare dan muntah tidak dihentikan sepenuhnya.
Herbal utuh
Pendekatan medis murni biasanya mengidentifikasi dan memisahkan kandungan aktif di daalm tumbuhan, kemudian mensitesanya ke dalam bentuk formula obat. Akan tetapi, para pakar herbal meyakini pentingnya meresepkan herbal utuh. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa komponen-komponen di dalam herbal akan saling menyeimbangkan, satu bagian bisa mengubah efek potensial berbahaya yang disebabkan oleh bagian lain.
Menurut pakar herbal, seperi diuraikan dalam situs womenfitness, herbal utuh sama seperti makanan utuh yang tidak akan pernah bisa digantikan oleh vitamin, mineral, atau suplemen nutrisi lainnya. Selain itu, herbal utuh dinyatakan lebih aman karena dosis bahan aktif yang ditawarkan akan lebih rendah dibandingkan komponen aktif yang telah diisolasi dan diformulasi ke dalam bentuk obat.
Tubuh memandang tanaman sebagai makanan dan menggunakannya secara efisien, dengan menyerap hampir semua komponen aktif dan organik di dalamnya ke dalam sel-sel tubuh. Di sisi lain, tubuh tidak mengenali obat sintetis sebagai makanan dan seringkali hanya menggunakan 5-10 persen-nya saja, dan membiarkan sisanya terapung di aliran darah dan menimbulkan efek samping.
Posting Komentar